Status gizi merupakan gambaran kondisi tubuh seseorang sebagai hasil dari keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan tubuh terhadap zat gizi tersebut. Bagi atlet, status gizi memiliki peranan yang jauh lebih krusial dibandingkan populasi umum. Gizi yang cukup dan tepat tidak hanya menjaga kesehatan dasar, tetapi juga menunjang performa fisik, daya tahan tubuh, proses pemulihan, serta mencegah risiko cedera. Oleh karena itu, penilaian status gizi pada atlet perlu dilakukan secara menyeluruh, mempertimbangkan kebutuhan fisiologis, jenis kelamin, usia, jenis olahraga, serta fase latihan atau kompetisi.

Penilaian status gizi atlet tidak cukup hanya mengandalkan indikator sederhana seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), karena IMT tidak dapat membedakan antara massa otot dan lemak tubuh. Seorang atlet dengan massa otot tinggi dapat diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan padahal memiliki kadar lemak tubuh yang rendah. Oleh sebab itu, pendekatan komprehensif melalui metode antropometri, seperti pengukuran berat badan dan tinggi badan, tebal lipatan kulit, lingkar tubuh, komposisi tubuh, serta somatotipe, sangat diperlukan untuk memberikan gambaran lebih akurat mengenai proporsi massa otot dan lemak dalam tubuh atlet.

Melalui data antropometri, ahli gizi olahraga dan pelatih dapat memantau perkembangan fisik atlet, merancang strategi pelatihan dan intervensi gizi yang tepat, serta mengevaluasi perubahan tubuh yang terjadi selama masa latihan, kompetisi, maupun pemulihan. Penilaian ini juga menjadi dasar penting dalam menjaga keseimbangan tubuh yang ideal untuk mendukung performa maksimal dalam cabang olahraga tertentu. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengukuran secara rutin, standar, dan akurat, agar hasilnya dapat digunakan sebagai alat evaluasi objektif dalam program pembinaan atlet secara berkelanjutan.

Mari kita pelajari penilaian status gizi pada atlet melalui materi dan video dibawah ini!

Penilaian Status Gizi Atlet