Aktivitas fisik intensitas tinggi yang dilakukan oleh atlet memerlukan pasokan energi yang optimal dan berkelanjutan. Energi tersebut dihasilkan melalui proses metabolisme zat gizi, terutama karbohidrat, lemak, dan protein, yang berperan dalam sintesis Adenosin Triphosphate (ATP)—sumber energi utama bagi sel tubuh. Dalam konteks olahraga, kebutuhan energi dan zat gizi harus dipenuhi sesuai dengan jenis, durasi, dan intensitas aktivitas fisik yang dilakukan untuk menjaga performa dan mencegah kelelahan dini.

Tubuh atlet menggunakan berbagai jalur metabolisme energi yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan beban latihan, seperti sistem anaerobik (tanpa oksigen) dan aerobik (menggunakan oksigen). Karbohidrat menjadi sumber energi utama pada olahraga intensitas tinggi dan berdurasi pendek, sementara lemak lebih dominan pada aktivitas berdurasi panjang dan intensitas rendah hingga sedang. Protein sendiri menjadi sumber energi cadangan saat simpanan karbohidrat dan lemak tidak mencukupi. Pemahaman terhadap sistem energi ini penting dalam menyusun pola makan dan strategi latihan yang sesuai bagi atlet dari berbagai cabang olahraga.

Selain perbedaan jalur metabolisme, setiap jenis olahraga juga mengandalkan sistem energi tertentu—baik anaerobik seperti pada angkat beban dan sprint, aerobik seperti pada maraton dan renang jarak jauh, maupun gabungan keduanya seperti pada sepak bola atau bulu tangkis. Oleh karena itu, pengaturan kebutuhan zat gizi secara tepat, berdasarkan prinsip metabolisme energi dan karakteristik olahraga, menjadi landasan penting dalam mendukung performa, pemulihan, dan pencegahan risiko cedera pada atlet secara menyeluruh.

Mari kita pelajari kebutuhan zat gizi pada atlet melalui materi dan video dibawah ini!


Kebutuhan Zat Gizi

Materi Power Point

Silahkan download materi power point pada tautan berikut :

Video Pembelajaran

Mari kita saksikan video yang sangat edukatif berikut

KUIS 4